Demikian pengumuman kelulusan UN SMA/MA tingkat nasional yang disampaikan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh saat memberikan keterangan pers di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Jakarta, Jumat (13/5).
Dibandingkan angka kelulusan tahun 2009/2010, pada tahun ini ada kenaikan tingkat kelulusan sebesar 0,18 persen, yaitu dari 99,04 persen menjadi 99,22 persen.
Menurut Mendiknas, berdasarkan data awal, jumlah peserta UN adalah 1.476.575 peserta, tetapi pada hasil rekapitulasi akhir, jumlah ini berkurang menjadi 1.467.058 (99,36%). "Ada 9.517 (0,64 %) tidak memasukkan nilai sekolah. Hal ini bisa terjadi karena di tengah jalan ada yang drop out atau bekerja," katanya.
Mendiknas menyebutkan, dari sebanyak 1.467.058 siswa tersebut, yang tidak mengikuti UN sebanyak 5.117 (0,35%). Bali merupakan provinsi dengan tingkat persentase kelulusan tertinggi, sedangkan NTT yang terendah.
Nuh menambahkan, ada 14.131 sekolah yang siswanya 100 persen lulus dan lima sekolah yang semua siswanya tidak lulus, dengan jumlah siswa 147 orang. Mendiknas merinci jumlah siswa yang tidak lulus tersebut, yaitu di DKI Jakarta terdapat tujuh siswa; Simeulue, Nanggroe Aceh Darussalam 26 siswa; Jambi dua siswa; Kian Darat Maluku 48 siswa; dan Urei Fasei Papua 64 siswa.
Sementara itu, jumlah kelulusan peserta UN SMK mencapai 99,51 persen. Dari total 8.074 sekolah negeri dan swasta dan 942.698 peserta, yang dinyatakan lulus sebanyak 938.043 peserta. Sekolah yang angka kelulusannya 100 persen sebanyak 768.854 (81,48%) siswa "Di SMK tidak ada sekolah yang kelulusannya nol persen," kata Nuh.
Menurut Mendiknas, hasil UN ini, di samping untuk menentukan kelulusan, juga akan digunakan untuk pemetaan. Dicontohkan, lima sekolah yang 100 persen siswanya tidak lulus dapat langsung dipetakan. "Tujuannya untuk perbaikan, seperti tahun lalu kami melakukan intervensi di Nusa Tenggara Timur. Target berikutnya dipakai untuk masuk ke perguruan tinggi," ujarnya.
Hampir senada dengan Nuh, Ketua BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) Aman Wirakartakusumah menilai kebijakan menggunakan hasil UN untuk masuk ke perguruan tinggi ini adalah tepat. Dia mengatakan, Amerika sejak tiga tahun lalu telah memulai untuk melaksanakan standar tes di semua negara bagian. "Kita yakinkan para rektor dengan nilai UN yang dicapai agar mahasiswa bisa diterima langsung di perguruan tinggi," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar